Puspa dan satwa
sekitar
Kita Stop
kepunahannya
Surabaya,
21 November 2013
Pagi itu redup mentari tertutup awan, seolah tak mau bangun dari tidurnya. Kami yang berasal dari 9 unit Yayasan Tarakanita Wilayah Surabaya harus sudah siap di Kompleks Carolus pukul 6.30. Semua peserta absensi dan berkumpul di Gedung Pertemuan Carolus Boromeus jalan Jemur Handayani Surabaya. Setelah pengarahan semua peserta berkaos putih bersih itu menuju bus masing-masing.
Acara menanam mangrove dan bibit
kelapa ini sungguh mengasyikkan. Peserta berjumlah 280 orang, berasal dari karyawan dan
perwakilan para siswa. Tepat pukul 7.00
kami berangkat menuju lokasi. Jarak antara
Kompleks Carolus menuju Wonorejo ditempuh sekitar 45 menit. Kami saling tegur sapa dengan para petugas
taman kota. Tak lama kemudian acara seremonial dimulai. Sambutan dari
perwakilan ibu walikota yang berisi ajakan untuk melestarikan lingkungan sekitar
kita, pantai yang semakin hari terkikis air laut maupun satwa yang ada di
sekitarnya jangan sampai punah. Kemudian sambutan dari Sr. Petra sebagai kepala
kantor Yayasan Tarakanita wilayah
Surabaya, sekaligus peresmian menanam mangrove dan bibit kelapa. Peresmian ini
ditandai dengan melepas burung Merpati ke udara. Mengapa Merpati? Karena tak
pernah ingkar janji.
Kelompok tanam dibagi dua, darat
dan laut. Kelompok tanam darat langsung dapat memulai kegiatan ini. Setiap
orang dapat menanam 1 sampai 5 bibit. Tidak lebih dari satu jam kelompok tanam
di darat sudah selesai melakukan
kegiatannya. Sebaliknya untuk kelompok laut
harus menunggu air pasang. Perahu-perahu kecil sudah siap di hilir
sungai. Kami menunggu sekitar dua jam baru air pasang dan perahu-perahu kecil
dapat merapat ke dermaga. Pukul 11.00 teman-teman kelompok tanam laut mulai
turun. Ada rasa khawatir, senang, seru saat kami menuju lokasi tanam mangrove.
Teman-teman kelompok darat
sementara menunggu bisa menikmati “Joging Track” di tepi sepanjang hulu sungai.
Pemandangan yang indah dan menarik, meski yang ada di kanan kiri jalan hanya
tanaman mangrove.
Sesampai di seberang tiap
peserta mulai turun dari perahu kecil meski tak dapat merapat tepat di lokasi
tanam. Ya kami harus turun dan berjalan
di lumpur. Hati-hati setiap menjatuhkan langkah kaki, karena di dalam lumpur
banyak kerang yang sangat tajam, duri dan kepiting. Langkah kakipun akhirnya
sampai juga ke lokasi tanam. Kegiatan menanam bibit mangrove memang tidak lama
kami lakukan. Setelah usai menanam di sepanjang pantai berlumpur kami berharap
dan berdoa semoga yang kita lakukan ini bermanfaat untuk anak cucu di masa
mendatang dan air laut tidak terus menggerus pantai yang indah.
Perjalanan menuju lokasi tanam
dan kembali ke perahu ini yang paling seru. Kami harus melangkah ke dalam
lumpur lagi yang kedalamannya sampai sepaha, sepinggang, bahkan ada yang
sedada. Tentu saja kerja sama sangat diperlukan. Kami saling membantu, ada yang
ditarik, didorong, bahkan diangkat supaya bisa kembali masuk ke perahu kecil
untuk kembali ke darat. Benar-benar perjuangan yang mengasyikkan. Kerja sama
yang bagus dan menyenangkan. Semua peserta kecil, besar pendek, tinggi bisa
kembali masuk ke perahu kecil meskipun
tenaga kami tinggal setengah/lemas.
Sesampai kami di Posko, tangki
air untuk mandi sudah disiapkan. Inilah acara mandi bareng di bawah tangki air,
tentu saja mandi ala kadarnya. O ya, kaos kami berubah warna menjadi krem
kecoklatan. Setelah ganti baju barulah kami mengisi tenaga lagi dengan makan
dan istirahat sejenak. Kami mengemasi barang bawaan untuk bersiap kembali ke bus.
Acara ditutup pukul 15.00. Kami
kembali ke bus untuk menuju ke kompleks Carolus. Tak terasa sampai di tempat
sudah sore hari. Semoga yang kita lakukan bersama membawa hasil luar biasa di
masa mendatang.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu
Baru lemas kemudian.
Bila
ada air di tangki
Boleh
kita menumpang mandi.
Bila
ada kataku menyakitkan hati
Buang
jauh, jangan simpan dalam diri.
Salam
Tarakanita…
Satu
Hati, Satu Semangat, Tarakanita… YES…
Penulis,
Dra.
Naning Utami, MM.
Guru SMP
Santo Yosef Surabaya
Bidang Study
Bahasa dan Sastra Indonesia