Senin, 14 Agustus 2017

MAJAS

MAJAS ATAU KIASAN

Majas atau kiasan adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda dengan benda lain atau hal lain yang lebih umum.

Majas dapat digolongkan sebagai berikut.:

1.            Majas perbandingan
2.            Majas pertentangan
3.            Majas pertautan
4.            Majas perulangan

A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 4 jenis, yaitu:

1. Majas Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
·                     Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
·                     Bagai kambing dihalau ke air. (Hal orang yang enggan disuruh atau diajak mengerjakan sesuatu)
·                     Semanis madu.
·                     Sedalam laut.
·                     Secantik bidadari.
·                     Sesegar udara pagi.

Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.

2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit. Jadi, tanpa kata pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti namanya dengan benda yang menggantinya.
Contoh:
·                     Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
·                     Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
·                     Kelaparan masih tetap menghantui  rakyat Etiopia.
·                     Nina tangkai hati  ibu.

3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas perbandingan yang menuliskan benda-benda mati menjadi seolah-olah hidup, dapat berbuat, atau bergerak.
Contoh:
·                     Peluru mengoyak-ngoyak dada musuh.
·                     Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
·                     Matahari mulai merangkak  ke atas.
·                     Kabut tebal menyelimuti desa kami.

4. Alegori
Alegori pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
·                     Mendayung bahtera rumah tangga. (Perbandingan yang utuh bagi seseorang dalam rumah tangga)



B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
1.            Hiperbola
2.            Litotes
3.            Ironi
4.            Antonomasia
5.            Oksimoron
6.            Paradoks
7.            Kontradiksio

1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih-lebihan.
Contoh:
·                     Keringatnya menganak sungai.
·                     Suaranya menggelegar membelah angkasa.

2. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Majas litotes disebut juga hiperbola negatif.
Contoh:
·                     Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
·                     Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.

3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
·                     Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
·                     Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.

4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
·                     Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
·                     Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
·                     Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?

5. Oksimoron
Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pendirian/pendapat terhadap sesuatu yang mengandung hal-hal yang bertentangan.
Contoh:
·                     Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
·                     Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
·                     Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.

6. Paradoks
Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
·                     Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
·                     Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.

7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
·                     Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
·                     Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.



C. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi:
1.            Metonimia
2.            Sinekdok, terdiri atas:
·                                             Pars pro toto
·                                             Totem pro parte
3.            Alusio
4.            Eufemisme

1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
·                     Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
·                     Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.

2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
·                     Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
·                     Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu tangkis)
1.            Pars pro toto adalah penyebutan sebagian untuk maksud keseluruhan. Contoh:
·                                             Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
·                                             Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
·                                             Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
·                                             Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
2.            Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja. Contoh:
·                                             Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini, sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
·                                             Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.

3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
·                     Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
·                     Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)

4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
·                     Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
·                     Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
·                     Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)


D. Majas Perulangan
Contoh:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.


Sumber:
Setyana, dkk. 1999. Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: Aneka Ilmu.


KALIMAT MAJEMUK

Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, Contoh

Kalimat majemuk (setara, rapatan, bertingkat, campuran) adalah salah satu contoh kalimat di antara sekian banyak jenis kalimat yang dikenal hingga saat ini. Antara kalimat majemuk dengan kalimat lainnya, dibedakan berdasarkan bentuk dan pola kalimatnya. Terdapat pola tertentu yang menjadi ciri khas dari kalimat ini. Pola itulah yang harus dikenali sebaik mungkin untuk dapat membuat kalimat berbentuk majemuk dengan benar. Lantas, seperti apa sebenarnya bentuk kalimat majemuk tersebut? Topik inilah yang akan kami ketengahkan pembahasannya untuk para pembaca sekalian. Materi tentang kalimat ini menjadi penting untuk dipelajari apalagi bagi Anda yang masih duduk dibangku sekolah. Sebab, seringkali para guru bahasa Indonesia disekolah memberikan tugas-tugas seputar pembuatan kalimat majemuk. Jika materinya sudah dikuasai dengan baik, maka tentu saja akan cukup mudah untuk membuatnya.
Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, Contoh
Materi yang sedang Anda baca saat ini, pembahasannya terbagi menjadi 3 bagian. Pada bagian pertama, kami akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari kalimat majemuk. Dalam bagian ini akan dijelaskan juga bentuk dan pola yang menjadi ciri khas dari kalimat majemuk tersebut. Selanjutnya, bagian kedua adalah penjelasan tentang jenis-jenis kalimat majemuk. Bagian ini tak kalah pentingnya dengan bagian yang pertama, sebab kalimat majemuk itu sendiri terbagi lagi menjadi beberapa varian yang berbeda antara satu dengan lainnya. Dan terakhir, bagian ketiga akan menampilkan contoh-contoh dari kalimat majemuk. Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya:
Pengertian Kalimat Majemuk
Istilah "kalimat majemuk" mengacu pada jenis kalimat yang terdiri atas dua pola atau lebih. Hal ini didasarkan pada pengertian dari kalimat majemuk, yaitu suatu kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih, atau dengan kata lain kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas. Jenis kalimat ini berasal dari perluasan atau penggabungan kalimat tunggal, untuk selanjutnya membentuk satu atau lebih pola kalimat baru di samping pola yang sudah ada sebelumnya. Kalimat majemuk dapat diartikan juga bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal. Setiap kalimat majemuk memiliki kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat ini dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakan. Fungsi utama dari kalimat majemuk adalah untuk menguraikan, menjelaskan, menjabarkan, dan memerinci.
Jenis-Jenis Kalimat Majemuk
Jenis-jenis kalimat majemuk dapat dibagi berdasarkan proses terjadinya atau proses pembentukannya. Berdasarkan ini, kalimat majemuk terbagi menjadi 4 jenis, yaitu; kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Berikut ini penjelasannya satu per satu: 

1. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat sederajat atau setara. Kalimat majemuk setara ini tidak memiliki anak kalimat. Kalimat majemuk setara dicirikan dengan adanya kata penghubung dan, lalu, atau, kemudian, namun, tetapi, sedangkan, dan melainkan.

2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan sebenarnya berasal dari kalimat majemuk setara yang dirapatkan bagian-bagiannya karena frasa/kata-kata dalam kalimat itu menduduki posisi yang sama. Bagian yang dirapatkan bisa subjek atau predikat. Perapatannya didapat dengan cara menghilangkan unsur-unsur yang sama.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat merupakan satu jenis kalimat majemuk yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat. Kalimat majemuk jenis ini kedudukan klausa-klausanya bertingkat sebagai hasil perluasan terhadap salah satu, beberapa, atau semua unsurnya hingga membentuk pola baru. Ada satu unsurnya yang berkedudukan sebagai induk kalimat, dan unsur lainnya berkedudukan sebagai anak kalimat.

4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Umumnya dalam kalimat majemuk campuran, terdapat paling sedikit tiga kalimat tunggal.

Contoh Kalimat Majemuk
Setelah membaca pengertian dan jenis-jenis kalimat majemuk di atas, berikut ini kami tampilkan masing-masing contoh dari kalimat majemuk tersebut:
Contoh Kalimat Majemuk Setara
Contoh dari kalimat majemuk setara, antara lain sebagai berikut:
Ibu menyetujui niatku dan ayah merestuinya.
Kami akan pergi atau duduk saja di sini?
Siswa berencana karya wisata, tetapi guru melarangnya.
Saya membeli buku dan adik ikut membelinya juga
Saya ingin melanjutkan pendidikan di bidan kehutanan dan ternyata ayah sangat mendukung pilihan tersebut.
Harga BBM naik dan bahan pokok ikut naik
Contoh Kalimat Majemuk Rapatan

Contoh dari kalimat majemuk rapatan, antara lain sebagai berikut:
Pak Bahar, guru bahasa Indonesia.
Pak Bahar, teman ayahku
Pak bahar, guru bahasa Indonesia dan teman ayahku (rapatan subjek)
Ayah membawa roti
Ibu membawa roti
Ayah dan ibu membawa roti (rapatan predikat)
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat
Contoh dari kalimat majemuk bertingkat, antara lain sebagai berikut:
Ketika sedang bekerja, Budi pingsan.
Asalkan mau belajar, kau pasti bisa mengerjakan soal itu.
Seandainya Andi datang lebih cepat, aku pasti bertemu dengannya.
Sepupu tinggal di kota agar bisa menemani ibunya.
Walaupun hatinya sedih, dia tidak pernah menangis.
Daripada melamun, bantulah ayahmu.
Acara itu dibatalkan karena hujan turun sangat deras
Kami tidak setuju, maka kami protes
Dia berjalan dengan santai.
Sekarang dia tahu bahwa adiknya bisa membaca.
Tanpa memakai kendaraan, Budi sampai di rumahku
Contoh Kalimat Majemuk Campuran
Contoh dari kalimat majemuk campuran, antara lain sebagai berikut:
Ayah pulang ketika ibu memasak dan adik membaca buku.
Ujian sudah selesai ketika tim pemeriksa datan dan guru-guru sudah pulang.
Saya sedang menulis dan adik bermain ketika ayah datang.
Indonesia adalah negara pertanian, tetapi Indonesia menghadapi kendala serius dalam hal musim sehingga swasembada beras tidak tercapai.
Karena hari sudah malam, kami berbincang-bincang sebentar dan langsug pulang.
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

Sekian uraian tentang Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, Contoh, semoga bermanfaat.