BUAT SMP SANTOS SURABAYA
Juli 1986, Dengan sikap Percaya Diri,
Aku masuk halaman SANTOS bak penjara di sebelah terminal Joyoboyo.
Aku bertemu Sr. Ernesta, CB. yang keibuan dan ramah
Setelah percakapan sekilas dengan beliau, dipanggillah ibu Narti (bendahara sekolah)
Aku berkenalan dengannya, kemudian mengantarkanku mencari tempat kos untukku.
Alhamdulillah hanya 4 rumah dari sekolah. Di situ ada kamar kosong di jalan Raya Gunungsari no 20 Surabaya. Tidak memikirkan apapun langsung aku iyakan karena dekat sekolah dan tempatnya nyaman.
Tak terasa setahun berlalu, aku kuliah lagi sore hari sampai malam. Alhamdulillah 2 tahun selesai. Aku dapat gelar Sarjana, yang semula sarjana muda. Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Saat itu teman-teman seangkatanku, Bu Beauty, Bu Yanti, Pak Rizal sudah mulai menjadi guru tetap di Santos maupun di sekolah lain.
Dengan berbekal Sarjana aku beranikan diri untuk menanyakan kelanjutan nasibku, kepada Bapak Sujadi yang saat itu sebagai Wakasek. Beliau menyarankan aku untuk mendaftar sebagai PNS. Ya mungkin ini yang terbaik bagiku. Alhamdulillah sekali tes aku bisa masuk. Meski dengan perjuangan yang tidak ringan karena hanya diberi waktu 2 minggu untuk mengurus segala keperluan surat-menyurat. Aku terus mencoba dan harus berjuang untuk itu. Demi masa depanku. Alhamdulillah tidak sia-sia. Kemudian Sr. Ernesta pindah untuk menjadi ketua Yayasan. Kepala sekolah diduduki Bapak Sr. Elisa ,CB. Bapak Sujadi masih sebagai Wakasek. Beberapa tahun kemudian Pak JC Sujadi menjadi Kepala Sekolah. Kepala sekolah yang menjabat paling lama adalah Pak Yadi. Beberapa periode.
Bapak Watoyo menjadi Kepala sekolah dan seterusnya sudah mulai dibatasi 2 periode menjabat. Pak Endro, Pak Peter, Pak Jaka, Ibu Sita (cepat sekali mam Sita berkarir di Tarakanita 1 periode, pindah ke SMA Carolus, kemudian saya dengar sekarang sudah menggantikan Pak Agus Tri).
Nah yang terakhir ini Ibunda cantik Margaretha Ilien Ubayanti. Belum genap 2 tahun saya sudah harus mengabdi ke sekolah negeri. Santos tak terlupakan. Etos kerja yang sudah 34 tahun terbentuk dalam diriku tak akan musna begitu saja bahkan tidak bisa hilang sepertinya. Misalnya tentang disiplin berangkat sekolah, pembiasaan menyapa setiap orang yang saya temui di sekolah, mengelap meja di ruang guru sebelum duduk, dll. Terutama setiap melihat tanaman buah.
Di P 34 juga ada tabulampot sawo, jeruk, belimbing, asam, manga. Bahkan sudah berbuah. Sering kali kalau ingat tanaman begitu ingat juga mbak Sum, Pak Matius. Kadang saya sempatkan chatt sama mbak Sum, masihkan subur
tanaman yang ada di Santos? Saya hanya pesan jangan sampai kering, mati karena semua itu mahal.
Pembiasaan yang sudah baik di Santos ini ayo diteruskan, mulai senyum, salam, sapa dan tambah lagi Cuma satu. Kita harus peka di manapun berada. Karena dengan mengasah kepekaan kita maka segala hal yang kurang baik langsung dapat kita hindari. Yang utama dan pertama kita harus terus semangat dalam menghadapi hidup dan kehidupan ini. Jangan pernah mengeluh, selalu senyum, ikhlas dan tulus mengerjakan apa saja yang menjadi tugas dan kewajiban kita. Maka hasil yang kita peroleh akan memuaskan. Usaha tak pernah mengkhianati hasil.
Santo Yosef selalu di hati
Mulai awal bekerja, menikah, punya anak, sampai anak meninggal, menikahkan anak, punya cucu.
Berhaji, berumrah. Ke sekolah naik sepeda pancal, sepeda motor, sampai nyetir sendiri. Belum punya rumah, sampai bisa beli beberapa rumah. Semua itu aku peroleh di Santo Yosef. Tapi sekarang mulai persiapan masa depan, tak perlu lagi banyak rumah, kendaraan. Cukup 1 saja, suatu saat nanti juga yang diperlukan hanya 2 X 1. Demikian juga kendaraan yang ditabung sekarang untuk bisa dititipkan ke Pembantaian, supaya bisa dinaiki Ketika sampai waktunya menuju rumah di Surga.
Saya hanya bisa berdoa semoga Santos tetap jaya.
Surabaya, 5 Juli 2021
Iringan music romantic “Titanic, Right Here Waiting
Para Kepala Sekolah selama masa pengabdian di SMP Santo Yosef:
1. Sr Ernesta, CB
2. Sr. Elisa, CB
3. Bpk JC. Sujadi
4. Bpk Watoyo
5. Bpk Hendro K
6. Bpk Peter Tura
7. Bpk Jaka Sur
8. Ibu Sita
9. Ibu Ilien
10. Ibu Fitri.
Salam satu hati : bangga, jaya, selamanya, yes…yes….yes!!
Dra. Naning Utami, M.M.