Kamis, 13 September 2018

LATIHAN SOAL KELAS 8


LATIHAN SOAL KELAS 8 SEMESTER GANJIL

1.      Saat lemari es dinyalakan, kompresor akan menekan freon ke bagian pipa yang penampangnya lebih kecil. Akibatnya freon akan mencair dan melepaskan panas. Freon cair mengalir ke bagian pipa yang penampangnya lebih besar.
Perbedaan penampang ini mengakibatkan perbedaan tekanan di dalam pipa sehingga freon dipaksa berubah menjadi gas. Perubahan ini memerlukan panas dari udara di luar lemari es yang mengakibatkan lemari es menjadi dingin.

Kata kajian dalam paragraf tersebut adalah….
A. freon, kompresor, pipa, gas                         C. tekanan, perbedaan, panas, udara.
B. kompresor, mengalir, pipa, gas.                  D. kecil, penampang, lebih, dalam.

2.      Minggu ini, kelompok diskusi kamu mendapat tugas untuk mengisi kolom berita pada majalah dinding sekolah. Suatu kebetulan, kemarin di aula kantor Depdiknas Provinsi Jawa Barat berlangsung pameran karya inovasi ilmiah sains dan teknologi tingkat SMP se-Provinsi Jawa Barat. Pameran yang diadakan dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional tersebut dibuka oleh Gubernur Kepala Daerah.
Teks berita di bawah ini yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah …
A.     Bertepatan dengan Hardiknas, siswa-siswa SMP seluruh Provinsi se-Jawa Barat mengadakan pameran inovasi ilmiah sains dan teknologi tingkat SMP se-Jawa Barat. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur dan pejabat yang terkait dengan acara. Acara yang dibuka langsung oleh Bapak Gubernur ini, diadakan di aula Kantor Depdiknas Provinsi Jawa Barat. Acara ini, digunakan sebagai sarana mengekspresikan kreativitas, komunikasi antar sekolah, serta perkembangan iptek.
B.     Bertepatan dengan Hardiknas, siswa-siswa SMP seluruh Provinsi se-Jawa Barat mengadakan pameran inovasi ilmiah sains dan teknologi tingkat SMP se-Jawa Barat. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur dan pejabat yang terkait dengan acara. Acara yang dibuka langsung oleh Bapak Gubernur ini, diadakan di aula Kantor Depdiknas Provinsi Jawa Barat. Acara ini, digunakan sebagai sarana mengekspresikan kreativitas, komunikasi antar sekolah, serta perkembangan iptek. Hasil karya-karya mereka banyak menarik perhatian dan banyak mendapatkan respons positif dari banyak pihak.
C.     Siswa-siswa se-Provinsi Jawa Barat mengadakan acara pameran karya inovasi ilmiah sains dan teknologi tingkat SMP se-Provinsi Jawa Barat. Acara ini, digunakan sebagai sarana mengekspresikan kreativitas, komunikasi antar sekolah, serta perkembangan iptek. Hasil karya-karya mereka banyak menarik perhatian.
D.     Bertepatan dengan Hardiknas, siswa-siswa SMP seluruh Provinsi se-Jawa Barat mengadakan pameran inovasi ilmiah sains dan teknologi tingkat SMP se-Jawa Barat. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur dan pejabat yang terkait dengan acara. Acara yang dibuka langsung oleh Bapak Gubernur ini, diadakan di aula Kantor Depdiknas Provinsi Jawa Barat.

3.      Pak Toni akan menjual sebidang tanah miliknya seluas ±1,5 hektar. Tanah tersebut berada di tepi
         jalanraya, tepatnya di Jalan Semarang-Kaliwungu. Lokasi tanah itu sangat stategis dan sudah bersertifikat,nomor telepon Pak Toni 0816656129.                                                          
         Untuk mengiklankan tanah tersebut, iklan baris yang singkat dan jelas adalah ….                                                                                            
        A.    Jual tanah ± 1,5 ha, Jl Smg-Klwgu, strtgs, SHM hub P Toni                                             
  B.    Jual tanah ± 1,5 ha, di  Jl Smg-Klwgu, strtgs, SHM<hub 0816656129                                           
  C.    Jual tanah ± 1,5 ha, tp Jl Smg-Klwgu, SHM,  strtgs, hub 0816656129                                           
        D.    Jual tanah ± 1,5 ha, tp Jl Smg-Klwgu, SHM, strtgs, hub P Toni.

4. Bacalah teks berita di bawah ini!
      Indonesia berada dalam status darurat narkoba. Karena menurut data yang dirilis BNN
      ada lebih dari lima juta pecandu narkoba di negeri ini. Angka yang memprihatinkan.
      Terlebih mayoritas pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja.
      Unsur-unsur pokok berita yang terkandung dalam berita di atas adalah….
A.   Apa,mengapa,siapa
B.   Siapa,di mana,apa
C.   Apa,kapan,mengapa
D.   Siapa,mengapa,bagaimana

5. Cermati paragraf rumpang berikut ini!
Pola hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan (...) faktor-faktor tertentu yang (...) kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Pola hidup sehat atau cara hidup sehat harus dijaga agar terjadi keseimbangan dan keharmonisan hidup dalam segala aspek kehidupan. Selain (...) makanan sehat dan olahraga teratur, pola hidup ini harus didukung dengan bersikap dan berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari.
Kalimat berimbuhan tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah....
A.  Memerhatikan, memengaruhi, mengonsumsi
B.  Memperhatikan, memengaruhi, mengonsumsi
C.  Memperhatikan, mempengaruhi, mengkonsumsi
D.  Memerhatikan, mempengaruhi, mengonsumsi

6. Bacalah kutipan teks ekposisi di bawah ini!
       Lalu, apa saja manfaat dari madu ini? Madu memiliki manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Dalam bidang kesehatan, madu bermanfaat untuk menjaga stamina, mencegah kanker, merangsang pertumbuhan jaringan yang baru, imunitas tubuh, menurunkan kolesterol, mengatasi batuk, dan sebagainya. Dalam bidang kecantikan, madu bermanfaat untuk menjaga keremajaan kulit, menghaluskan kulit, melembabkan kulit, mencegah penuaan dini dan sebagainya.
       Kesimpulan dari paragraf diatas adalah...
A.            Madu memiliki manfaat untuk kesehatan dan kecantikan.
B.            Madu bermanfaat untuk menjaga stamina, mencegah kanker.
C.            Madu bermanfaat untuk menjaga keremajaan kulit, menghaluskan kulit.
D.            Madu dapat menurunkan kolesterol, mengatasi batuk, dan sebagainya.

7. (1)Tahukah Anda ternyata yoghurt sangat bagus untuk kesehatan kulit? (2)Yoghurt bisa dimanfaatkan untuk masker kulit. (3)Caranya sangat mudah. Anda hanya tinggal menyediakan beberapa sendok yoghurt kemudian oleskan pada kulit. Lakukan secara rutin seminggu dua kali. (4)Kulit akan menjadi sehat dan halus.
Pernyataan pendapat (tesis) pada paragraf di atas terdapat pada kalimat ke....
 A. (4)                                              B. (3)                                     C. (2)                                     D. (1)

8.     Cermatilah data barang berikut!
Ilustrasi data barang
Status                   : Dijual
Objek                    : Sebidang tanah
Keadaan objek  : Luas 6.000 m2 di Jalan Cakung-Cilincing (Cacing), Sertifikat Hak Milik (SHM), cocok untuk gudang atau garasi container, harga dibicarakan.
Syarat                   : Peminat datang langsung
Subjek                  : Bapak Novan Jalan Jatibening v/35Telepon 84756324
Iklan baris yang tepat sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah ….
A.        DSEWAKN tnh 6.000 m2, di Jln.Cacing , SHM, cck utk gudang/garasi, harga nego, tnp perantara, hub. Novan, telp: 84756324
B.        DIKONT tnh.6000 m2, di Jln.Cacing, SHM, cck untuk gudang/garasi, nego, tnp perantara, hub. Novan, telp: 84756324
C.        DJL tnh 6000 m2, di Jln.Cacing, SHM, cck utk gudang/garasi, hrg nego, tnp perantara, hub. Novan, telp: 84756324
D.        DJL/SEWA tnh-6000 m2, di Jln.Cacing, utk gudang/nego, hub. Novan Jln.Jatibening v/35-Pd. Gede

9. Perhatikan iklan berikut!
(1) Terbukti, HYRRO memang air kelapa asli yang berkhasiat ganda
(2) dari perkebunan kelapa yang sangat luas.
(3) diproses dengan teknologi UHT
(4) Minumlah air kelapa asli untuk gaya hidup aktif Anda.
(5) Pemesanan di 080811110808

10.   Kalimat iklan yang merupakan pengenalan produk adalah....
A.     Terbukti, HYRRO memang air kelapa asli yang berkhasiat ganda
B.     dari perkebunan kelapa yang sangat luas.
C.     diproses dengan teknologi UHT
D.     Minumlah air kelapa asli untuk gaya hidup aktif Anda.






       


Rabu, 12 September 2018

Latihan Soal kelas 7



PILIHLAH SATU JAWABAN YANG TEPAT!
1.    Perhatikan kutipan biografi tokoh berikut dengan saksama!

Riana Helmi dalam usianya yang belum genap 18 tahun, tepatnya 17 tahun 11 bulan, dianggap dokter termuda di Indonesia. Remaja kelahiran Banda Aceh itu diwisuda sebagai dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Riana menyelesaikan kuliah dalam waktu tiga tahun enam bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yaitu 3,67 dan dengan waktu kuliah tercepat dibandingkan  mahasiswa kedokteran di mana pun. Meskipun begitu, ia tetap gadis yang rendah hati, ramah, dan tidak sombong dengan prestasi yang diraihnya.

Keistimewaan tokoh sesuai dengan isi  biografi tersebut adalah ….
A.   Lulus dokter sebelum usia 18 tahun
B.    Menjadi mahasiswa kedokteran di UGM
C.    Remaja Banda Aceh kuliah di kedokteran
D.   Remaja kelahiran Banda Aceh diwisuda

2.    Cermatilah ilustrasi berikut!
B. J. Habibie lahir tanggal 25 Juni 1936 di Pare-pare, Sulawesi Selatan. Kegiatannya mengerjakan sesuatu dan gemar membaca. Habibie dan putra-putra Indonesia yang bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) menciptakan CN - 235 dan N - 250. B. J. Habibie antara lain mendapat kehormatan dari Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman Barat tahun 1983.

Keistimewaan tokoh sesuai dengan isi biografi tersebut adalah ....
A.   pencipta pesawat terbang CN - 235 dan N - 250
B.    bekerja di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN)
C.    pegawai Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman Barat
D.   terlahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan

3.    Perhatikan kutipan biografi tokoh berikut dengan saksama!
Semasa hidupnya Dewi Sartika amat gigih memperjuangkan nasib dan harkat kaum perempuan. Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di rumahnya, Dewi Sartika mengajar anggota keluarga dan kaum perempuan disekitamya mengenai berbagai keterampilan seperti membaca, menulis, memasak, dan menjahit. Pada tanggal 16 Juli 1904 beliau mendirikan Sakola Istri atau sekolah perempuan di Kota Bandung. Sekolah ini menjadi lembaga pendidikan bagi perempuan yang pertama kali didirikan di Hindia Belanda. Tahun 1913 Sakola Istri kemudian diganti namanya menjadi Sakola Kautamaan Istri. Tahun 1913 mendirikan organisasi Kautamaan Istri di tasikmalaya yang menaungi sekolah-sekolah yang didirikan Dewi Sartika.Tahun 1929 Sakola Kautamaan Istri Berganti nama lagi menjadi Sekolah Raden Dewi. Pemerintah Hindia Belanda membangunkan gedung baru dan memberi fasilitas yang lengkap untuk sekolah Raden Dewi Sartika ini.

Hal yang dapat diteladani dari kutipan biografi Dewi Sartika adalah ...
A. Sifat Sifat keibuan tokoh dalam mengasuh anak-anaknya.
B. Perjuangan tokoh dalam mengajar kaum perempuan untuk melek huruf.
C. Kepeduliaan tokoh berjuang melawan tentara belanda di medan laga.
D. Semangat pantang menyerah tokoh dalam menuntut kemerdekaan kepada penjajah.


4.     Pemerintah Kabupaten Probolinggo menawarkan paket wisata erupsi Gunung Bromo. Penawaran ini diciptakan demi meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung, sekaligus memberikan jaminan bahwa gunung setinggi 2329 m dari permukaan laut tersebut aman dikunjungi meski berstatus siaga. Nantinya, wisatawan bisa menikmati pemandangan eksotis Gunung Bromo dari kejauhan. Penawaran paket wisata ini juga termasuk kegiatan menikmati hasil panen dan keeksotisan matahari terbit.
      Teks di atas membahas tentang…
A. Keindahan Gunung Bromo
B. Kebaikan hati Pemerintah Kabupaten Probolinggo
C. Penawaran paket wisata erupsi Gunung Bromo
D. Pemandangan eksotis Gunung Bromo.
5.   Rangkaian koral di Laut Karimun Jawa terdiri dari macam-macam bentuk dan ragam. Ada yang berbentuk bunga berwarna merah muda dengan bagian tengah menyerupai bintik-bintik benang sari. Ada pula berbagai karang dengan bentuk tumbuhan kaktus bergerigi, corak biru, dan hijau. Keindahan koral-koral ini dilengkapi lagi dengan kehadiran ikan-ikan kecil berwarna oranye yang berenang di atasnya. Tak ketinggalan pula, ada juga koral berbentuk jamur kuping berwarna cokelat yang sangat mirip dengan jamur sungguhan.
      Kalimat utama paragraf deskripsi di atas ada pada kalimat…
A. Kesatu                          B. Kedua                     C. Ketiga                     D. Keempat
6.  (1) Curuk Cijalu terletak di Kecamatan Sagalaherang, berjarak 37 km dari kota Subang ke arah selatan (1 jam perjalanan) dan sekitar 50 km dari Kota Bandung ke arah utara (1,5 km perjalanan). (2) Seperti namanya, curug (air terjun, bahasa Sunda), merupakan sepasang air terjun yang tumpahan airnya mengalir deras membelah bukit di puncak Gunung Sunda, sekitar 800 meter di atas permukaan laut. (3) Tumpahan air itu menyajikan panorama indah pada birunya langit, sejuknya udara, dan hijaunya pepohonan yang menyelimuti suasana wisata yang berada di Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang. (4) Belum lagi percikan air terjun yang dingin, sejuk dan putih, membuat para wisatawan tak tahan lagi ingin segera bermandi ria di bawahnya. Pada teks di atas, kalimat definisi tempat terdapat pada ….
     A. kalimat ke-1                              B. Kalimat ke-2
     C. kalimat ke-3                               D. kalimat ke-4
7.   Perhatikan kutipan teks deskripsi berikut!
      1) Koreografi tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak kaki, tubuh, lengan, dan kepala. Penari tidak hanya lentur tubuhnya, tetapi juga harus terampil. Ada berbagai gerak dalam tari Gambyong. 2) Gerak srisig adalah gerak dengan sikap berdiri jinjit dilanjutkan dengan langkah-langkah kecil. Nacah miring yaitu kaki kiri bergerak ke samping, bergantian disusul kaki kanan diletakkan di depan kaki kiri. Kengser adalah gerak kaki ke samping dengan cara bergeser dengan posisi kaki tetap merapat ke lantai. Gerak embat atau entrag adalah gerak dengan posisi lutut yang membuka karena mendhak bergerak ke bawah dan ke atas. Selain itu, ada juga gerak berjalan (sekaran mlaku), dan gerak di tempat (sekaran mandheg). 3) Tari Gambyong adalah tarian untuk menyambut tamu atau mengawali suatu resepsi perkawinan. Tarian ini dinamai sesuai dengan nama penari yang bernama Gambyong. Penari ini hidup pada zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Dia mahir dalam menari dan memiliki suara merdu sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu. Urutan teks yang tepat sesuai dengan struktur teks deskripsi adalah
      A. 1 - 3 – 2                                    B. 3 - 1 – 2
      C. 2 - 3 – 1                                    D. 3 - 2 - 1
8.   Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo). Berasal dari bahasa apa nama gerak dalam tari Saman?
A. bahasa Gayo                                         B. bahasa Arab
      C. bahasa Melayu                                     D. bahasa Indonesia
 9.  Dari kutipan teks soal no.8, siapakah yang menyanyikan saur?
A. seorang penari                                    B. semua penari
      B. penyanyi Arab                                       D. penyanyi solo diikuti semua penari

10.  Dari kutipan teks soal no.8, nyanyian syair lagu tari Saman berasal dari bahasa apa?
        A. bahasa Indonesia dan Gayo           B. bahasa Arab dan Indonesia
        C. bahasa Melayu dan Gayo                D. bahasa Gayo dan Arab
11. Perhatikan cuplikan cerita berikut!
        Wiz melanjutkan perjalanan pulangnya. Kembali Wiz bertemu dengan kakak beradik yang duduk di atas batu di pinggir sungai. “Aduh, sakit perutku Kak, “kata anak laki-laki sambil meringis kesakitan sambil memegang perutnya. “Sakit sekali, ya, Dik,” tanya kakak perempuannya yang buruk rupa. “Iya, Kak, aku sudah tak tahan lagi,” ucap anak lelaki menahan sakit. Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?” “O, ya, pak kurcaci. Adikku butuh pertolongan. Ia sakit perut, mungkin terlalu banyak makan jambu air,” Sang Kakak memberitahu Wiz. Wiz mengambil belimbing hijau dan diberikan ke anak lelaki itu. “Nah, makan ini,” kata Wiz. Wiz lalu mengambil belimbing putih dan diberi kepada sang kakak. Ajaib si adik menjadi sembuh dari sakit perutnya dan sang kakak wajahnya berubah menjadi cantik. Latar yang ditonjolkan pada cerita tersebut adalah …
      A. Latar tempat dan latar waktu                                              B. Latar tempat di pinggir sungai dan di hutan
       C. Latar Suasana yang menyedihkan dan membahagiakan  D. Latar Suasana yang membahagiakan dan   
                                                                                                             latar tempat di pinggir sungai.
12. Cermati cuplikan cerita berikut!
       Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya dititik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh  binatang di Tana Modo tampak  gagah dengan keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka.Hari itu, sejarah besar Tana Modo kan terukir di hati seluruh binatang.  Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta.  Tokoh Nataga pada teks diatas mempunyai watak ...
       A. Sewenang-wenang, suka memerintah                      B. Cakap, cerdas, bertanggung jawab
       C. Bertanggung jawab, sesuka hati                                     D. Cerdas, cakap, otoriter
13.  Cermati cuplikan teks berikut!
        .....Tiba-tiba Nagata  pemimpin   perang seluruh binatang di Tana Modo,segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar. Nataga mengibaskan api pada ekornya dengan keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api  panas. Kepungan api  semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan siekorbiru. Teriakan panik dan kesakitanterdengar dariserigala-serigalayangterbakar.Natagatidakmemberiampunkepada paraserigalalicikitu. Suasana yang tercipta pada cuplikan cerita Nataga menunjukkan …
       A. menegangkan                     C. bahagia                         B. menyedihkan                      D. Cemas
14. Perhatikan kalimat-kalimat berikut!
     (1) Mereka sekarang dinafkahi dengan pekerjaan Helen sebagai pelukis. (2) Disebuah rumah yang sangat besar, tinggallah tiga bersaudara. (3) Farel dan Adzwa yang sekarang masih bersekolah di MTsN Jakarta. (4) Helen, Adzwa, dan Farel adalah tiga bersaudara jatim piatu yang hidup     Bersama sejak Adzwa berumur dua tahun.
       Penyusunan kalimat-kalimat diatas menjadi paragraf cerita yang padu adalah …. 
        A.  Disebuah rumah yang sangat besar, tinggallah tiga bersaudara. Helen,       Adzwa,       dan Farel adalah tiga bersaudara jatim piatu yang hidup      Bersama sejak Adzwa       berumur dua tahun. Mereka sekarang dinafkahi dengan pekerjaan Helen      sebagai pelukis.Farel dan Adzwa yang sekarang masih bersekolah di MTsN      Jakarta.
       B.  Farel dan Adzwa yang sekarang masih bersekolah di MTsN Jakarta. Helen,     Adzwa, dan Farel adalah tiga bersaudara jatim piatu yang hidup Bersama     sejak  Adzwa berumur dua tahun.Disebuah rumah yang sangat besar,      tinggallah tiga bersaudara.Mereka sekarang dinafkahi dengan pekerjaan     Helen sebagai pelukis.
        C.  Disebuah rumah yang sangat besar, tinggallah tiga bersaudara.Helen,     Adzwa,  dan Farel adalah tiga bersaudara jatim piatu yang hidup Bersama      sejak Adzwa  berumur dua tahun.Farel dan Adzwa yang sekarang masih     bersekolah di MTsN Jakarta.Mereka sekarang dinafkahi dengan pekerjaan     Helen sebagai pelukis.
       D.  Farel dan Adzwa yang sekarang masih bersekolah di MTsN      Jakarta. Disebuah rumah yang sangat besar,  tinggallah         tiga  bersaudara. Mereka sekarang Helen, Adzwa, dan Farel adalah tiga      bersaudara jatim piatu yang hidup Bersama sejak  Adzwa berumur dua      tahun.g dinafkahi dengan pekerjaan Helen   sebagai pelukis.    
15. Perhatikan cuplikan cerita berikut!
              ………………………………………….    Suatu hari, Wiz pergi menggali sumur di desa sebelah hutan Morin. Tiba-tiba matanya terkena pecahan batu galian. “Wah, bahaya kalau tidak cepat ditangani,”    Wiz lalu mengambil belimbing kuning dari dalam tasnya, kemudian dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit di mata Wiz kembali pulih. Ketika hari mulai sore, Wiz pulang ke hutan. Ditengah perjalanan Wiz ketemu seorang ibu tua yang sakit asma. Wiz jatuh kasihan, kemudian dia mengambil belimbing merah dari tasnya dan diberikan kepada ibu tua itu. Setelah ibu tua memmaknanya, seketika itu juga sembuhlah penyakit asmanya.
       ……………………………………….. Yang menjadi tokoh utama pada cuplikan cerita di atas adalah …
      A. Wiz                                     B. Belimbing merah       C. Ibu         D. belimbing kuning
16. orang tuanya meninggal karena keracunan tempe bongkrek, Srintil yang masih anak-anak hidup bersama kakek neneknya. Kelak, Srintil akan menjadi ronggeng kebanggaan di Dukuh Paruk. Sedari kecil, poster tubuh Srintil memang sudah memperlihatkan lekuk seorang ronggeng.       Dengan restu Ki Secamenggolo, Srintil pun menjadi ronggeng. Profesi Srintil ini membanggakan Sukarya dan istrinya, nenek Srintil. Dukuh Paruk pun juga menyambut penobatan Srintil dengan suka cita karena Dukuh Paruk. Kutipan cerita tersebut menunjukkan bagian....
       A. orientasi                           C. resolusi                B. komplikasi                        D. konklusi
17. Perhatiakan peristiwaperistiwa berikut!
       1. Tampak Ruli, ayah, dan ibu Ruli keluar dari mobil 2. “Waalaikum sala  cah bagus...” jawab nenek Ruli, “Mari, masuk. Nenek         sudah buatkan minuman dan camilan kesukaanmu.” 3. Azan magrib selesai dikumandangkan ketika mobil keluarga Ruli tiba di       rumah neneknya. 4. “ Assalamualaikum,” ucap Ruli sambil mencium tangan neneknya. 5. Sementara itu, nenek Ruli menyambut kedatangan mereka di teras rumah Susunan peristiwa agar menjadi cerita fantasi yang padu adalah....
       A . 3,1.4,2.5           C. 4,2,3,1,5              B. 3,1,5,4,2               D. 4,2,5,1,3                             


Sabtu, 31 Maret 2018

Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
JURNAL PENA INDONESIA
Jurnal Bahasa dan Sastra  Indonesia serta pengajarannya
Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bidang karang-mengarang dengan diterapkannya pembelajaran terbimbing pada siswa kelas  VII SMP Santo Yosef.

Naning Utami
SMP Santo Yosef (MGMP Surabaya Selatan)
Telepon : 085101387929

Abstrak
Pelajaran mengarang sebenarnya sangat penting diberikan kepada murid untuk melatih menggunakan bahasa secara aktif. Sekolah kita pada umumnya agak mengabaikan pelajaran mengarang. Materi ujian yang bersifat teoritis dapat menimbulkan motivasi guru bahasa mengajarkan materi mengarang hanya untuk dapat menjawab soal-soal ujian, sementara aspek keterampilan diabaikan. Di samping hal-hal tersebut di atas ada asumsi sebagian guru yang menganggap tugas mengarang yang diberikan kepada siswa terlalu memberatkan atau tugas itu terlalu berat untuk siswa, sehingga ia merasa kasihan memberikan beban berat tersebut kepada siswanya. Berdasarkan paparan tersebut di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Mengarang Bahasa Indonesia dengan Metode Pembelajaran Terbimbing Pada Siswa Kelas VII SMP Santo Yosef  Surbaya”.
Kata kunci : Mengarang itu penting.


PENDAHULUAN          
            Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bidang karang-mengarang dengan diterapkannya pembelajaran terbimbing pada siswa kelas  VII SMP Santo Yosef.
            Pelajaran mengarang sebenarnya sangat penting diberikan kepada murid untuk melatih menggunakan bahasa secara aktif. Di samping itu pengajaran mengarang di dalamnya secara otomatis mencakup banyak unsur kebahasaan termasuk kosa kata dan keterampilan penggunaan bahasa itu sendiri dalam bentuk bahasa tulis. Akan tetapi dalam hal ini guru bahasa Indonesia dihadapkan pada dua masalah yang sangat dilematis. Di satu sisi guru bahasa harus dapat menyelesaikan target kurikulum yang harus dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sementara di sisi lain porsi waktu yang disediakan untuk pelajaran mengarang relatif terbatas, padahal untuk pelajaran mengarang seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup panjang, karena diperlukan latihan-latihan yang cukup untuk memberikan siswa dalam karang-mengarang. Dari dua persoalan tersebut kiranya dibutuhkan kreatifitas guru untuk mengatur sedemikian rupa sehingga materi pelajaran mengarang dapat diberikan semaksimal mungkin dengan tidak mengesampingkan materi yang lain.
Sekolah kita pada umumnya agak mengabaikan pelajaran mengarang. Ada beberapa faktor penyebabnya yaitu, (1) sistem ujian yang biasanya menjabarkan soal-soal yang sebagian besar besifat teoritis, (2) kelas yang terlalu besar dengan jumlah murid berkisar antara tiga puluh enam sampai empat puluh dua orang.
Materi ujian yang bersifat teoritis dapat menimbulkan motivasi guru bahasa mengajarkan materi mengarang hanya untuk dapat menjawab soal-soal ujian, sementara aspek keterampilan diabaikan. Sedangkan dengan kelas yang besar konsekuensi biasanya guru enggan memberikan pelajaran mengarang, karena ia harus memeriksa karangan murid-muridnya yang berjumlah mencapai empat puluh dua lembar, kadang hal itu masih harus berhadapan dengan tulisan-tulisan siswa yang notabene sulit dibaca. Belum lagi ia harus mengajar lebih dari satu kelas, berarti yang harus diperiksa empat puluh kali sekian lembar karangan. Oleh karena itu, tidak jarang guru yang menyuruh muridnya mengarang hanya sebulan sekali atau bahkan sampai berbulan-bulan.
Di samping hal-hal tersebut di atas ada asumsi sebagian guru yang menganggap tugas mengarang yang diberikan kepada siswa terlalu memberatkan atau tugas itu terlalu berat untuk siswa, sehingga ia merasa kasihan memberikan beban berat tersebut kepada siswanya. Ia terlalu pesimis dengan kemampuan muridnya. Asumsi tersebut tidak bisa dibenarkan, karena justru dengan seringnya latihan-latihan yang diberikan akan membuat siswa terbiasa dengan hal itu. Kita tahu bahwa ketrampilan berbahasa akan dapat dicapai dengan baik bila dibiasakan. Kalau guru selalu dihantui oleh perasaan ini dan itu, bagaimana muridnya akan terbiasa menggunakan bahasa dengan sebaik-baiknya?
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:1.    Seberapa jauh peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam bidang karang-mengarang dengan diterapkannya pembelajaran terbimbing pada siswa kelas  VII SMP Santo Yosef?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran terbimbing terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia dalam bidang karang-mengarang siswa kelas VII SMP Santo Yosef Surabaya?
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.         Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran terbimbing pada siswa kelas VII SMP Santo Yosef Surabaya.
2.         Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran terbimbing pada siswa kelas VII SMP Santo Yosef Surabaya.
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
1.         Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2.         Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.
Temuan Penelitian
Prosedur PMC berdasarkan GWP dari sklus I sampai IV mengalami perubahan dan pengembangan. Perefleksian oleh peneliti dan praktisi menghasilkan pengembangan berkitan dengan (1) pemberian model bacaan, (2) penyediaan dan pemodifikasian media chart, (3) pengubahan urutan pemberian pengubahan dan pengerjaan chart, dan (4) pengubahan strategi belajar. Sebagai contoh setelah dilakukan pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh temuan sebagaimana terlihat pada tabel 3. Poses memahamkan empat elemen SC dalam 4 pertemuan dengan membaca MC yang sama menyebabkan pemahaman dan kemampuan menulis siswa terpotong-potong. Karena itu, pda siklus II dan III proses pembelajaran dilakukan dalam dua tahap. Untuk kebutuhan praktis juga maka ringkasan proses tindakan ini tidak akan dijelaskan lebih lanjut dan hanya akan diruraikan siklus I, III dan IV saja sebagaimana terlihat pada tabel 3, 4 dan tabel 5 di bawah ini. Namun, penyusunan dan pelaksanaan rancangan tindakan yang dilakukan didasarkan pada fakta empiris dan hasil refleksi setiap siklus. Masing-masing siklus mendasari perubahan dan perencanaan pada siklus berikutnya. Pada siklus IV siswa sudah dianggap mampu menulis cerita melalui prosedur PMC berdasarkan GWP yang telah mengalami penyempurnaan berdasarkan temuan fakta dan refleksi siklus I sampai II.
PEMBAHASAN  Guided Writing Procedure (GWP)    
Pemahaman dan Penentuan Tema Cerita
Paparan hasil PMC berdasarkan GWP di fokuskan pada deskripsi yang berkaitan dengan kemampuan menentukan SC meliputi (1) tema cerita, (2) pelaku dan perwatakan, (3) latar cerita, dan (4) penyusunan rangkaian cerita. Perkembangan kemampuan ini terlihat dari siklus I sampai siklus IV dengan gambaran hasil sebagai berikut.
Pada siklus I sampai IV ada kecenderungan bahwa siswa sudah memahami penggarapan SC melalui kegiatan membaca model dan menelaah penggarapan SC dalam model. Ini menbuktikan adanya internalisasi siswa dengan teks bacaan.
Kemampuan menentukan tema cerita dan pengembangannya pada siklus I terlihat masih meniru model (33,33%. Peniruan dilakukan dengan varisasi yang berbeda. Ada siswa yang meniru tema secara utuh dengan tema, judul, penokohan, latar, danrangakian cerita yang sama sebagaimana terlihat dalam data berikut.
“Lingkungan Sekolah”
Pada hari sabtu anak kelas 7 ditugaskan oleh ibu guru untuk kerja bakti … Ajat adalah anak terbandel di kelasnya… Pada waktu kerja Ajlvin mengganggu Rutha …. Alvin mendengarkan Pak Suafi waktu pelajaran Agma. 2 jam sesudah pelajaran Agama Alvin sadar … ia menyesal atas perbuatannya. (HM1-Wh).
Dari ringkasan cerita di atas terlihat siswa menulis cerita dengan tema, penokohan, latar, dan rangkaian cerita denganmeniru model cerita 1 (MC1) sebagai berikut.
“Di kalangan teman-temannya Imron terkenal bandel … mereka harus bekerja membersihkan lingkungan sekolah … dengan geramnya Imron mencabut bunga mawar yang di tanam Reni … guru Agama yaitu Pak Mustaqim menjelaskan tentang tata cara bergaul yang baik … tanpa diduga Imron maju ke depan kelas. “Teman-teman maafkan saya” …
Meskipun ada peniruan, 57, 14% siswa dapat menentukan tema berdasarkan ide sendiri seperti terlihat dalam cluster berikut walaupun masih dalam bentuk yang sederhana.
Saya pergi liburan naik kelas
               Awal       Piknik ke Jakarta                      Akhir
Saya dan saudara pergi ke Ancol              
                                                                                                                Isi            Saya pulang bersama
 


Makan pop mie             di Ancol saya berenang              saya juga pergi ke Sea World.

Cerita-cerita lain “Pergi ke Kebun Binatang” (HM1-Ye) cerita berkisah tentang pengalaman siswa pergi rekreasi ke kebun binatang bersama teman-temannya dan guru-guru. Cerita disisipi dengan rangkaian peristiwa yang berkaitan dengan tokoh antagonis. Walaupun tema dan alur cerita berbeda namun siswa menulis cerita dengan meniru penggarapan pelaku. Begitu juga dengan “Anak Yang Sombong (HM1-An) dan Piknik ke Jakarta (HM1-Hy) walaupun bercerita tentang pengalaman berdarmasiwasata atupun situasi saat mendapat teman baru namun selalu disertai perwatakan pelaku yang nakal atau bandel lain halnya dengan cerita “Keajaiban (HM1-Gt) dan “Perlawanan Masyarakat Banten terhadap Penjajah (HM1-Sm) masing-masing siswa mengembangkan ide dan fantasinya dengan baik. HM1-Gt mengisahkan tentang keajaiban yang ditimbulkan oleh sebuah pedang ajaib yang bisa menghilangkan kutukan yang diterima seorang putri. Sementara siswa yang menulis HM1-Sm mencoba menuangkan pengetahuan sejarah yang dimilikinya dengan menambahkan unsur imajinasi yang membuat cerita menjadi lebih padu.
Terdapatnya cerita seperti di atas menunjukan bahwa dalam menulis cerita siswa dipengaruhi olehhasil kegiatan membaca dan juga didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dipadu dengan kemampuan mengembangkan imajinasinya sebagaimana terlihat dalam data berikut.
Doom 2 sedang mengendarai mobil antik tiba-tiba dihadang oleh monster berkepala banteng  … Doom 2 terperosik ke ruamh tua yang ada tentara Nazi. Nazi adalah tentara komunis Jerman Hitler Adolf (penulisan Hitler Adolf diperbaiki siswa pd tahap refisi (HM1 – Al)).
Sementara itu 4,76% siswa telah dpat menulis cerita berdasarkan ide sendiri. Namun, isi cerita berdasarkan ide sendiri. Namun, isi cerita yang ditulis ternyata tidak memiliki kesesuaian isi dengan tema yang telah mereka tentukan. Cerita-cerita tersebut antara lain “Pagi Yang Cerah” (HM1 –Ag) dan “Menanam Bersama di Sekolah” (HM1-Sk). Dalam cerita itu siswa mencoba mengungkapkan pengalaman mereka berkaitan dengan kisah yang dialami di lingkungan keluarga dan teman.
Tema cerita yang ditulis siswa pda siklus I sampai IV antara lain lingkungan keluarga, teman sekolah, dan teman bermain, keindahan alam, berteman, dan cara-cara mengahadapi masalah manusiawi. Juga ditemukan cerita sejarah, fantasi, binatang, cerita horror, petualangan, dan misteri seperti terlihat dalam data berikut.
“Aryati sedang bermain di laut, dia bersedih karena berambut hitam … dia ingin berambut pirang. Tiba-tiba datang seorang peri dan berkata”jangan bersedih gadis kecil. Ini aku beri mahkota …. (HM 2-Nn).
Cerita fantasi dalam HM 2-Nn menggambarkan kemampuan siswa mengembangkan imajinasinya. Siswa juga mampu menggambarkan bagaimana memberi dan menerima kasih sayang terhadap binatang serta kisah binatang yang seolah-olah berperilaku seperti manusia berikut ini.
“Pada suatu waktu di rumah, tikus desa dan tikus kota sedang menyapu halaman … tikus kaya memamerkan kekayaannya… (HM 3-An).
Dalam modeling (imitating written sample) (Myers dan Grey dalam Norton, 1994: 144), siswa melakukan kegiatan membaca model tulisan. Banyak pendekatan pembelajaran menulis menyediakan model tulisan orang dewasa sebagai model tulisan bagi anak. Model cerita diberikan kepada anak beberapa kali sampai pada akhirnya anak dapat menulis cerita berdasarkan model yang dibuatnya sendiri (Blakburn, 1982). Pada awalnya anak dapat menulis cerita berdasarkan peniruan pada model yang diterapkan dalam variasi bahasa sendiri, menulis cerita dengan meniru penokohan yang ada dalam cerita, atau meniru pengorganisasian tulisan model dengan mengganti topoiknya sampai pada akhirnya dapat menulis cerita berdasarkan modelnya sendiri. Hal ini dilakukan sebelum memiliki keterampilan untuk berpikir terus-menerus. Kemampuan siswa menentukan tema cerita terlihat dalam tabel berikut.
Kemampuan Siswa Menentukan Penggarapan Tema Cerita
No
Kategori Kemampuan
Jumlah Siswa (%)
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Siklus IV
1
Meniru Model
33,33
25,00
0,00
0,00
2
Menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca
4,76
10,00
5,56
0,00
3
Tema tidak sesuai dengan isi karangan
4,76
0,00
0,00
0,00
4
Ide sendiri, isis cerita sesuai tema
57,14
65,00
94,00
100,00

2.  Kemampuan Penggarapan Pelaku dan Perwatakan
Berdasarkan hasil karangan siswa, diperoleh data bahwa 9,52% siswa menetukan variasi pelaku dan perwatakannya hanya dengan menyebutkan pelaku yang antagonis dan protagonis tanpa memberikan penjelasan dan penggambaran wataknya. Namun pada siklus ini pada dasarkan 19,05% siswa menggambarkan perwatakan pelaku dalam MC yang dibaca siswa (47,62%) terlihat dalam data berikut.
“Pada waktu di kelas Titin mencuri penggaris karena Titin dendam kepada Rina (HM1-An).
Sifat tokoh Titin dlam HM1-An sama dengan tokoh Imron dalam model cerita I (MC 1) beriktu ini.
“Di kalangan teman-temannya Imron tekenal bandel….. Seorang teman purtinya menangis terisak-isak karena penggarisnya disembunyikan Imron.”
Pada dasarnya adanya penokohan dalam cerita yang ditulis siswa didasarkan pada pemahaman mereka bahwa dalam cerita selain tokoh baik ada juga tokoh yang jahat/tidak baik. Siswa menjelaskannya melalui dialog dan lakuan (gambaran perilaku). Sebagaimana terlihat dalam data berikut.
“Laila menasehti Ani …. Ani membantah, ia bilang untuk apa bertanya. Laila pun tak mau kalah … Ani pun mengambil pengaris dan memukulkannya kepada Laila. Laila pun menangis. (HM 3-E1).”
Hal yang sama telihat dalam HM1-Ye berikut ini.
“Apakah kamu mau memberikan makanan untuk kera itu?, Tanya Titi. “Apa, aku memberimu makanan kera? Ha … ha … ha ….” Jangan begitu, kalau tidak mau memberi ya sudah.” ….. lalu Didi memukul Titi…… (HM 2-Ye).
Perwatakan pelaku juga dilakukan siswa melalui penggambaran penampilan pelaku berikut ini.
“Putri akan dinikahkan dengan pangeran, sungguh pasangan yang cocok. Purti cantik dan anggun dan juga baik hati dan pangeran tampan juga gagah perkasa. (HM 1-Yt).
Pada siklus II kemampuan siswa menggambarkan watak pelaku melalui keadaan fisik dan lingkungannya dapat terlihat dalam cerita Hantu Jadi-jadian (HM2-Gt) berikut ini.
“Pak Bambang tiba-tiba mencium bau belerang ….. di balik pepohonan tiba-tiba muncul orang laki-laki berbaju putih berambut panjang, matanya berwarna hitam…… laki-laki itu adalah hantu jadi-jadian yang dibunuh di hutan …… (HM 2-Gt).
Melalui penampilan yang digambarkan, siswa ingin mengungkapkan bahwa hantu jadi-jadian adalah sosok yang menakutkan sebagaimana juga terlihat dalam cuplikan berikut.
“ ………. Tanganya panjanng, kukunya panjang wajahnya seperti monster, rambutnya panjang matanya merah, dan tidak berkaki……… (HM 3-As).
Selain watak tokoh yang baik dan jahat, siswa menggambarkan tokoh penakut melalui dialog seperti terlihat dalam data berikut.
“Rudi pun mencari dombanya kesemak-semak bertemu laki-laki bermata seram…..” I….i ….iya,” kata Rudi ….. “Tu ….. tunggu, apa kesalahan saya hingga anda akan mengubah saya menjadi Domba”, Kata Rudi (HM3-Krt).
Pada siklus IV data karangan siswa menunjukkan adanya penggambaran watak pelaku melalui hal-hal yang dipikirkan pelaku sebagai berikut.
“Saya sekarang tahu bahwa sudah biasa menabung. Tapi yang saya bingungkan mengapa aku menabung untuk apa uangnya ya?”Waduh saya kok lupa bahwa saya harus menjemput ayah ke airport”, kata saya dalam hati (HM 4-Nn).
Namun siswa tidak tahu kalau dia melakukan penggarapan dengan cara di atas karena sati kegiatan konferensi dilakukan diketahui ia menulisnya. Adapun perkembangan kemampuan siswa menentukan pelaku dan perwatakannya dapat dilihat dalam table 7 berikut.
Kemampuan Siswa Menentukan Penggarapan Pelaku dan Penokohan
No
Kategori
Jumlah Siswa  (%)
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Siklus IV
1
Tidak ada penggarapan perwatakan pelaku. Hanya ada pelaku yang baik dan jahat.
9,52
5,00
0,00
0,00
2
Penggarapan perwatakan pelaku dengan meniru model
47,62
20,00
0,00
0,00
3
Melalui pengungkapan hal-hal yang diucapkan pelaku (dialog).
23,81
25,00
33,33
50,00
4
Melalui penggambaran perilaku tokoh (lakuan ).
19,05
35,00
38,89
43,75
5
Melalui penggambaran fisik pelaku/lingkungan tempat pelaku berada.
0,00
15,00
16,67
0,00
6
Melalui penggambaran tentang hal-hal yang dipikirkan pelaku.
0,00
0,00
11,11
6,25
 
3.   Kemampuan Penggarapan Latar Cerita
Berdasarkan hasil karangan siswa diperoleh temuan bahwa siswa sudah memiliki pemahaman latar cerita dan kemampuan menggarap latar cerita dalam cerita yang ditulisnya. Berkaitan dengan latar cerita, penggarapan dibedakan menjadi tiga yakni latar tempat, waktu, dan suasana cerita. Penggarapan latar tempat dilakukan siswa dengan menggambarkan keadaan tempat sesuai dengan tema cerita, ada tempat yang nyata ada juga yang unik/fiktif seperti telihat dalam data berikut.
“Ada sebuah rumah yang mewah dan bertingkat. Rumah itu dihuni oleh Amir ….. (HM1-Ye).
Kata “mewah” dan “bertingkat” menunjukan latar tempat berupa sebuah rumah dalam keadaan yang sesuai dengan apa yang siswa maksudkan, bukanlah rumah yang gubuk yang kecil tetapi sangat mewah. Untuk jenis cerita fantasi siswa menetapkan latar tempat secara unik/fiktif seperti dalam data berikut.
“Pada jaman dahulu ada sebuahpuri yang megah. Puri tersebut dinamakan istama mebe (HM1-Nn).
Penentuan “Puri” dan “mebel” menunjukan imajinasi dan kreativitas siwa dalam menentukan latar tempat sesuai cerita yang ditulisnya.
Sementara itu menentukan latar waktu terbagi menjadi periode waktu masa sekarang dengan variasi periode waktu pagi hari, siang, dan sore/malam hari.
“Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, kini Andi dan Suci telh besar (HM1-Krt).
“Pada hari Sabtu sepulang dari Gresik saya pulang ke Jakarta. Saya berangkat pada siang hari ….. (HM1-Hy).
Lebih lengkapnya untuk latar waktu masa sekarang dengan periode di atas dapat dilihat dalam data berikut.
“Pada hari Minggu saya pergi ke kebun binatang dan ke Kenjeran. Berangkatnya jam 08.00 pagi (HM3-Hy).
“Pada malam hari saat malam bulan purnama tiba-tiba telur jatuh di atas tikus (HM3-Rn).
“Pada hari Kamis malam Jum’at Kliwon ada sebuah benda jatuh dari langit….. (MH3-As).
Didasarkan pada tema-tema fantastis yang biasanya terjadi di masa lampau maka siwa menggunakan latar waktu sebagai berikut.
“Pada jaman dahulu ada sebuah puri namanya puri mebel (HM2-Nn).
“Pada jaman dahulu kala hewan dapat berbicara. Ada hewan yang bermusuhan yaitu elang dan tikus (HM3-Yg).
Berkaitan dengan penentuan suasana cerita, dari siklus I sampai IV terlihat adanya suasana cerita yang variatf. Variasi suasana penetapan cerita tersebut meliputi cerita dengan suasana menyedihkan, menggembirakan, menakutkan, menjengkelkan, dan misterius. Kemampuan siswa menentukan latar cerita ini dapat dilihat dalam tabel 8.
Kemampuan Siswa Menetukan Penggarapan Latar Cerita
No
Kategori Kemampuan
Jumlah Siswa (%)
Siklus I
Siklus II
Siklus
 III
Siklus IV
1
Tempat
1.1  Nyata
  1. Penggambaran keadaan tempat
  2. Penyebutan tempat tanpa penggambaran
1.2 Unik/Fiktif

76,47
9,52

90,48
23,53

85.00
25.00

75.00
15.00

89.47
33.33

66.67
10.53

97.74
0.00

100
5.26
2
Periode Waktu
2.2  Masa sekarang: pagi, siang, sore hari
2.2  Zaman dahulu
2.3  Masa yang akan datang

76,19
19,05
4,76

66.67
27.78
5.56

84.21
15.79
0

94.12
5.88
0
3
Suasana
3.1 Sedih
3.2 Gembira
3.3 Menakutkan
3.4. Misterius
3.5 Menjengkelkan

13,33
60
0
6,67
20

22.22
44.44
11.11
11.11
11.11

22.73
31.82
13.64
13.64
18.18

14.29
85.71
0
0
0

4.   Kemampuan Menyusun Rangkaian Cerita
Pada umumnya siswa menulis cerita dengan rangkaian cerita yang runtut, tetapi ada juga yang menyusunnya secara tidak lengkap misalnya cerita tidak ada bagian akhirnya. Selain itu ada juga siswa yang menyusun cerita secara lengkap tetapi tidak runtut. Susunan rangkaian cerita dengan urutan peristiwa yang lengkap dan runtut terlihat dalam data berikut.
“Pada hari minggu saat aku berdiam diri, tiba-tiba ayah mengajaku ke sawah …. Sebelum berangkat aku menyiapkan peralatan…. Di sawah aku … kamipun beristirahat di gubuk…. Hari sudah sore kamipun pulang dengan rasa gembira (HM1-Ya).
Penggalan cerita “Pergi Ke Sawah” (HM 1- Ya) memuat rangkaian cerita yang runtut. Keruntutan ditandai oleh penanda yang membedakan antara awal cerita, bagian tengah atu isi cerita, dan bagian akhir cerita.
Pada cerita-cerita lainnya siswa juga menggarap rangkaian cerita dengan urutan awal, tengah/isi cerita, dan akhir cerita. Dalam bagian awal cerita umumnya diungkapkan suatu masalah yang dialami atau disebabkan oleh salah satu tokoh dalam cerita tersebut. Selanjutnya pada bagian tengah yang memuat isi cerita diungkapkan urutan peristiwa yang melatarbelakangi tercapainya sutau alternatif pemecahan masalah. Dan pada bagian akhir, cerita ditutup dengan penyajian alternatif pemecahan. Sebagaimana terlihat dalam cerita”Kebaikan” (HM1-Sk).
Data karangan siswa menunjukkan bahwa penggarapan rangkaian siswa menunjukkan bahwa penggarapan rangkaian cerita dilakukan siswa dengan cara menentukan cerita menjadi bagian awal, tengah/isi, dan pada bagian akhir. Untuk menunjang cerita baik cerita bagian awal, isi, maupun bagian akhir, maka siswa menyusun urutan peristiwa yang saling terkait dalam bentuk alur cerita sehingga membentuk cerita dengan bagian awal yang berisi masalah yang dikemukakan penulis. Selanjutnya bagian tengah atu isi cerita berisi urutan peristiwa yang menceritakan kejadian-kejadian yang mendukung masalah yang diungkapkan pada bagian awal cerita. Kemudia pada bagia akhir siswa baru mengemukakan alternatif pemecahan amalsah yang diuraikan secara rinci sampai pada akhir cerita secara jelas.
Berdasarkan urutan peristiwa yang ditunjang oleh penggarapan penokohan serta penggambaran latar cerita, diperoleh hasil karangan yang baik. Sebagai contoh, berkaitan dengan penulisan cerita dengan tema yang menuntut adanya masalah maka sebagian besar siswa sudah dapat menentukan hal-hal yang menyebutkan suatu peristiwa dalam cerita itu tejadi. Kalimat “Kejadian itu disebabkan oleh pak Diran yang sedang mabuk. Setiap hari Pak Diran memang menghambur-hamburkan uangnya untuk mabuk-mabukkan,” bila dikaitkan dengan judul cerita yakni “Tabrak Lari 1” (HM3-Wy) maka dapat disimpulkan bahwa siswa sudah memahami bahwa suatu sebab maka akan diserai suatu akibat yang ditimbulkannya.
Contoh di atas menggambarkan bahwa kebiasaan Pak Diran yang suka mabuk-mabukkan dan menyetir mobil sambil mabuk serta kebiasaan ngebut saat mengendarai mobil dapat menyebabkan suatu kecelakaan yang bisa menyebabkan seseorang meninggal. Hal ini menunjukan pemahaman siswa tentang fakta dan sebab-sebab suatu peristiwa. Hal serupa ditemukan pada karangan siswa lainnya yakni karangan dengan tema yang memuat masalah yang memperlihatkan hubungan sebab akibat sebagaimana dimuat dalm cerita “Berakhirnya Sebuah Persahabatan”. Dalam cerita ini siswa menguraikan bagaiman suatu pertengkaran kecil dua oran ggadis yang bersahabat menjadi berakhir hanya karean campur tangan kedua orang tua sehingga pertengkaran mereka mengakibatkan berakhirnya persahabatan keduanya.
Pada sisi lain, dasri cerita yang dibuat siswa juga ditemukan urutan peristiwa yang menggambarkan kemampuan siswa mengungkapkan ketepatan perlilaku yang dilakukansetiap tokoh, dala cerita “Tabrak Lari 2” (HM2-Gt) diungkapkan suatu peristiwa tabrak lari yang menyebabkan kematian seserong. Pada saat kejadian terdapat dua orang saksi yakni anak yang bernama Agus dan Wanto. Melihat kejadian tersebut keduanya merasa takut melihat korban yang terkapar sudah menjadi mayat. Namun, akhirnya mereka memutuskan untuk menolong korban kecelakaan tersebut sebagaimana tergambar dalam cuplikan berikut.
“….Kebetulan Agus dan Wanto baru pulang dari Anton. Merea melihat kecelakaan itu dan mau menoling orang yang ditabrak. Ternyata orang yang ditabrak meninggal dan Agus dan Wanto merasa takut …. Akan tetapi mereka menahan takut itu…… (HM2-Gt).
Selain berkaitan dengan hal di atas, siswa juga menulis cerita yang mengungkapkan urutan peristiwa yang saling mendukung yang dilengkapi dengan dialog yang menunjang. Siswa menentukan kejadian-kejadian yang didasarkan pada prediksinya tentang suatu cara yang dapat digunakan sebagai jalan pemecahan dari masalah yang dihadapinya. Hal ini dapat dilihat dlam cuplikan cerita petualang berjudul “Tersesat di Hutan” seperti tetlihat dalam uraian berikut.
“Keesokan harinya mereka sepakat untuk pulang pagi hari karena liburan telah usai….. mereka tersesat, Karena hutannya sangat lebat maka mereka tidak bisa menemukan jalan ke luar hutan….. “Hai teman-teman aku sudah dapat akal yaitu kelilingi saja hutan ini”, kata Yanto. “Setuju”, kada Didi dan Andi…. Setelah itu mereka sampai kerumah mereka masing-masing (HM2-Sm).
Dari cerita HM2-Sm di atas, tergambarkan bahwa penulis sudah dapat memprediksikan suatu tindakan yang harus dilakukan oleh tokoh yakni tindakan yangakan mengasilkan suatu pemecahan masalah yang diyakini dapat berhasil.
Berdasarkan urutan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis cerita siswa dapat menyebutkan fakta-fakta, menentukan sebab-sebab suatu peristiwa, menentukan tepat tidaknya keputusan dalam menentukan urutan-urutan kejadian menentukan serta menyusun peristiwa dalam suatu rangkaian cerita secara lengkap.
Dengan demikian saat menulis cerita-cerita di atas secara tidak langsung siswa sudah memperlihatkan kemampuan yang mengarahkan pada proses berpikir. Pada saat proses menulis cerita dandari hasil karangan siswa, terlihat bahwa saat tulisannya menyebutkan fakta, menentukan sebab-sebab suatu peristiwa dalam suatu rangkaian cerita secara lengkap. Proses berpikir kritis juga terlihat saat siswa menentukan tepat tidaknya keputusan yang diambil pelaku (HM2-Sm).
Ketepatan prediksi siswa dalam menentukan urutan kejadian-kejadian dalam cerita yang ditulisnya juga memberikan gambaran apakah mereka melakukan proses berpikir prediktif. Pada akhirnya proses berpikir kreatif siswa juga dapat dilihat dari kreativitas siswa menususn hubungan sebab akibat dalam peristiwa yang disusun dalam rangkaian peristiwa cerita.
Kemampuan siswa menentukan penggarapan rangkaian cerita dapat dilihat dalam tabel 9 berikut ini.
Kemampuan Siswa Menentukan Penggarapan Rangkaian Cerita
No
Kategori Kemampuan
Jumlah siswa (%)
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
 III
Siklus IV
1
Tidak lengkap
9.52
5
0
0
2
Tidak runtut
0
10
0
0
3
Runtut dan lengkap
90.48
85
100
100

Kesimpulan
1. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menulis cerita berdasarkan GWP terwujud berkat terciptanya peristiwa pembelajaran sebagai suatu bentuk interaksi sosial budaya secara optimal. Peristiwa pembelajaran demikian ditandai oleh guru sebagai designer, motivator, fasilitator, evaluator, model, guider, dan instruktur. Lebih dari itu guru juga berperan sebagai stimulan yakni sebagai penghadir gejala ataupun fakta berkenaan dengan suatu yang harus depelajari siswa. Fakta/gejala yang dihadirkan tadi berupa cerita sebagai model, chart sebagai media, gambaran dari sesuatu yang akan digarap, dan pemilihan fokus pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Selain itu, guru juga berperan sebagai penghubung antara dunia pengalaman anakdengan sesuatu/dunia yang akan merka pelajari. Keseluruhan peran guru di atas merupakan dasar terciptanya proses pembelajaran secara kolaboratif, kooperati, dan maksimalisasi peran guru sebagai pembimbing yang berperan aktif dalam guided participation. Dalam hal ini guru berperan sebagai scaffolding bagi siswa dalam mencapai pamahaman, pengetahuan, dan keterampilan belajarnya, dalam hal ini keterampilan menulis.
2. Ditinjau dari segi siswa, keberhasilan di atas terbentuk oleh terdapatnya kesesuaian antara fakta, gejala atau sesuatu yang dipelajari dengan tingkat perkembangan sosial-budaya anak. Terdapatnya kesesuaian tersebut memberi peluang terjadinya internalisasi berkenaan dengan sesuatu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, dan kombinasi dari sesuatu yang dipelajari secara utuh. Dalam konteks ini keterampilan yang dimaksud adalah ketarampilan menulis cerita. 
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Baskoff, Florence. 1975. “A Writing Laboratory for Beginning Student of English”. The Art of TESOL English Teaching Forum Part Two. Wasington, DC. Vol. XII Numbers 3 & 4: 227-232.
Dawud, Nurhadi, Pratiwi Yuni. 2002. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII.   Jakarta:Erlangga.