Selasa, 23 September 2014

Kelas kata Bahasa Indonesia

Kelas kata

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal.[1] Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. [1]

Fungsi

Kelas kata mempunyai beberapa fungsi penting dalam penyusunan kalimat, diantaranya; melambangkan pemikiran atau gagasan.[1] Yang semula hanya berupa gagasan yang bersifat abstrak, lalu bisa menjadi konkret karena adanya kelas kata.[1] Kemudian, kelas kata juga berfungsi untuk membentuk macam-macam struktur kalimat serta memperjelas makna gagasan.[1]
Selain yang tersebut di atas, kelas kata juga berfungsi sebagai pembentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, ataupun kalimat.[1] Selanjutnya, kelas kata juga berperan untuk membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh orang lain, mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi, pidato, dan diskusi.[1] Tentunya kelas kata juga berfungsi untuk mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima.[1]

Pembagian Kelas Kata

Pembagian Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu verba; nomina, pronomina, dan numeralia; adjektiva; adverbia; dan kata tugas. [2]

Verba (kata kerja)

Kata kerja adalah kata/ kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan/ menyatakan suatu perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman, keadaan, dan pertalian antara dua benda. [3] Sebagai contoh kata menggigit dalam kalimat berikut Drakula menggigit korban-korbannya di bagian leher. [3]

Nomina (kata benda)

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama. [3] Kata benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat , atau gagasan. [3] Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat, benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan). [3] Contohnya kalimat Saya senang menonton badminton. [3]

Pronomina (kata ganti)

Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai kata benda atau frase kata benda. [3] Kata ganti menunjuk orang atau benda tanpa memberi/ menyebut nama orang atau benda yang sesungguhnya. [3] Kata ganti mengambil posisi kata benda dan berfungsi seperti kata benda. [3] Contoh: Rony absen karena ia sakit", kata ia di sini menunjukkan promina. [3]

Numeralia

Numeralia adalah kata (frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata bilangan. [4] Dalam istilah linguistik, numeralia menyatakan beberapa kali perbuatan terjadi, misal sekali, dua kali, dan sebagainya. [4]

Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan, membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti. [3] Contohnya kata enam puluh dalam kalimat Ada enam puluh orang guru di sekolah ini. [3]

Adverbia

Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain, atau keseluruhan kalimat. [3] Atau, kata yang digunakan untuk menerangkan bagaimana, dimana, kapan, dan mengapa suatu perbuatan dilakukan atau terjadi. [3] Contoh: Mereka hidup dengan gembira. [3]

Kelas Kata dalam Gramatika

Berlainan dengan karya tradisional yang memperlakukan kelas kata sebagai inti tata bahasa, dalam linguistik modern kualifikasi kata atau kategorisasi kata hanyalah dianggap sebagai salah satu aspek tata bahasa, sejajar dengan aspek-aspek lain yang harus mendapat perlakuan yang seimbang, bila kita mendeskripsikan tata bahasa secara memadai.[5]
Secara keseluruhan tata bahasa atau gramatika mempunyai komponen-konponen berikut:
1.Struktur gramatikal yang memperlihatkan bagaimana bangun gramatika suatu bahasa sehingga kita dapat melihat konstruksi dan konstituensi dari unsur-unsur gramatikal yang berasal dari leksem, di samping hubungan sintagmatis dan paradigmatis di antaranya. [5]
2. Sistem gramatikal yang memperlihatkan bagaimana unsur-unsur gramatikal berperilaku sebagai satuan yang terorganisir sebagai suatu hierarki dari yang terkecil, yakni morfem, sampai yang terbesar, yakni wacana. [5]
3. Kategori gramatikal atau klasifikasi gramatikal yang memperlihatkan bagaimana satuan-satuan gramatikal dengan pelbagai cirinya berperilaku sebagai satuan yang lebih abstrak dalam satuan gramatikal yang lebih besar. [5]
4. Fungsi gramatikal yang memperlihatkan bagaimana bagian dari satuan-satuan gramatikal itu dalam satuan yang lebih besar berperilaku dalam hubungan saling ketergantungan satu sama lain, sehingga diperoleh konsep-konsep seperti modifikasi, subyek, predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan, tema dan rema. [5]
5. Peran gramatikal yang memperlihatkan bagaimana gramatika menjadi ungkapan dari konfigurasi semantis yang mengkombinasikan konsep-konsep sehingga bahasa menjadi alat komunikasi yang bermakna. [5]

kisi-kisi



KISI-KISI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
Jenis sekolah          : SMP Santo Yosef  Surabaya                                                                 Alokasi Waktu : 90 Menit
Program Studi         : ________________                                                                           Jumlah Soal             : 40 Soal
Mata Pelajaran        : Bahasa Indonesia                                                                               Bentuk Soal             : Pilihan Ganda
Kurikulum               : 2013                                                                                                           Penyusun Soal         : Dra. Naning Utami
No. Urut

Kompetensi Dasar

Uraian Materi
Indikator
No. Soal
Materi
Kelas
Tingkat Kesukaran
1
2
3
4
5
6
7

1.





2.





3.





4.









Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan


Membedakan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan


Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat  baik secara lisan maupun tulisan

Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan 


Teks Deskripsi
Menjawab pertanyaan bacaan
Konjungsi
Kalimat majemuk



Konjungsi
Kalimat majemuk
Identitas tokoh



Dialog
Dongeng
Kata baku



Fakta dan opini
Kata ganti
Kata berimbuhan

Siswa mampu:
1. menemukan contoh teks deskripsi
2.  mendiskusikan  struktur  isi teks  deskripsi
3. menentukan ide pokok paragraf Teks  deskripsi
4. bertanya jawab tentang isi teks deskripsi


Setelah membaca teks deskripsi siswa mampu:
1.  membuat pertanyaan tentang struktur teks deskripsi
2. menyebutkankata hubung  dalam teks deskripsi
3.menentukan kalimat majemuk dari teks deskripsi
4. menentukan identitas tokoh


Siswa mampu:
1. memilih obyek pengamatan
    Untuk diamati kemudian dilakukan dialog
2. menyebutkan unsur intrinsik dongeng
3. membedakan kata baku dan tidak baku.


1. menentukan fakta dan opini
2. menentukan kata ganti
3. mengisi bagian rumpang dengan kata berimbuhan
             1- 4





5-6

7-10
11-12



13-18
19-22
23-27


28-32
33-35
36-40

VII




Sedang


Sedang


sedang

sukar
sedang



Sedang
Mudah
Sukar


sedang
sedang
sedang

Minggu, 14 September 2014

KALIMAT MAJEMUK



ž  KALIMAT MAJEMUK
ž  ~ Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
ž  Ciri-ciri :
ž  1.            Ada penggabungan atau perluasan kalimat-kalimat inti.
        2.            Perluasannya menghasilkan pola kalimat baru.
       3.             Ada perubahan penghentian dalam intonasi.
ž  4.            Mempunyai Subjek dan Predikat lebih   dari sebuah.
ž  Kalimat majemuk dibagi menjadi :
  1. Kalimat majemuk setara (koordinatif)
  2. Kalimat majemuk rapatan
  3. Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
  4. Kalimat majemuk campuran
ž  Kalimat majemuk setara
Ø  Kalimat gabung yang hubungan antar
                pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat.
ž  Ciri-ciri :
  1. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
  2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
  3. Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4.        Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
ž  Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 :
1)      Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan)
ž  Ciri  :     
a.       Intonasi disertai kesenyapan antara.
Berkata tugas/penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan sebagainya
ž  Contoh : 
1.       Ibu menanak nasi, ayah membaca koran
ž        S        P         O       S          P         O dan adik bermain-main di halaman.       
ž                                                                                  S              P              K




ž  2.  Anita belajar di kamar dan adiknya
ž                    S       P        K                     S
ž       bermain di halaman.
ž                       P           K
ž  2) Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan)
ž                  Ciri-ciri:                 a. Ada kesenyapan antara intonasi.
ž                                                  b. Penggunaan kata tugas: atau
ž                  Contoh:
ž                  1.            Kita akan melanjutkan perjalanan, atau
ž                                      S           P                         O
ž                                  kita beristirahat.
ž                                   S         P
ž                  2.            Adik ingin ikut ke kampung, atau adik
ž                                   S          P          K               Konj.   S
ž                                  ingin tinggal di rumah saja.
ž                                       P                 K
ž  3. Kalimat majemuk setara perlawanan
ž                  Ciri-ciri:
ž                   a.           Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
ž                   b.           Berkata tugas: tetapi, melainkan,             padahal, sedangkan, dan sebagainya.
ž  Contoh:
ž  1. Adiknya peramah, tetapi kakaknya
ž          S           P                       S
ž                  pemarah.
ž                       P
ž  2. Hujan turun rintik-rintik, sedangkan 
ž          S      P          K
ž      kami harus melanjutkan perjalanan.
ž         S                 P                   O
ž  4) Kalimat majemuk setara sebab akibat
ž                  Ciri-ciri:
ž                   a.           Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
ž                   b.           Berkata hubung: sebab itu; karena,         karena itu.
ž  Contoh:
1.       Budi tidak masuk sekolah, sebab itu
ž          S              P
ž       pelajarannya tertinggal.
ž                S               P
ž  2.            Andi malas belajar, karena itu (ia)
ž                       S          P.                                S      tidak lulus ujian.
                                                                                   P



ž  5. Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan)
ž                  Ciri-ciri:
ž                  a. Ada kesenyapan antara intonasi.
ž                  b. Berkata hubung: bahkan.
ž                  Contoh:
ž                  Dia marah-marah bahkan kakaknya pun   dilawan.
ž                      S         P                                      S                      P
ž  KALIMAT MAJEMUK RAPATAN
Ø  Kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan, karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama.
Ø  Diperoleh kalimat gabung yang lebih efektif, jelas dan tegas.
Ø  Ciri-ciri:
Ø    a.          Ada kesenyapan antara intonasi.
Ø    b.          Bagian pola kalimat baru, ada                                                     yang dibuang, sehingga                                                                                                 merupakan kalimat minor.              
Ø                  c.             Pola uraian, misalnya S. yang                                                      sama:
Ø                  S-P + ( ) – P
Ø  1.            Sama subjek
Ø      - Sawah itu subur.
Ø       - Sawah itu luas.
Ø   Sawah itu subur dan luas.
Ø             S             P              P
Ø  2.            Sama predikat
Ø      - Makanan ini lezat.
Ø      - Minuman ini lezat.
Ø   Makanan dan minuman ini lezat.
Ø      S                      S                     P
Ø  KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT
Ø  Kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada.
Ø  Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru itu disebut anak kalimat atau klausa bawahan.
Ø  Bagian kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi atau tetap disebut induk kalimat atau klausa atasan.
Ø  Ciri-ciri:
Ø  Ada kesenyapan antara intonasi.
Ø  Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
Ø  Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
Ø  Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
Ø  Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
Ø  Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas.



Ø  4. Anak kalimat perluasan Keterangan (K)
Ø                  a.-           Paman datang sore hari.
Ø                     - Paman datang saat matahari               tenggelam. (keterangan waktu)
Ø                  b.            Walaupun hujan turun, ia tetap pergi.
Ø                                  (keterangan perlawanan)
Ø                  c.             Anda harus rajin agar nilai Anda bagus.
Ø                       (keterangan tujuan)
  
ž  KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN
Ø  Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat.
Ø  Kalimat yang terdiri atas satu pola utama dan sekurang-kurangnya dua pola  bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola utama dan satu atau lebih pola bawahan.
ž  Contoh:
a.       Kalimat tunggal
ž                  Ketika itu, aku dikejutkan oleh halilintar.
ž        ket.W         S         P         O
ž  b.  Ketika ayah sedang membaca, dan ibu
ž                   S                  P                 S
ž       sedang menjahit pakaian, aku dikejutkan,
ž                                     P               O         S      P
ž       oleh sesuatu yang bergemuruh di angkasa.
ž                  S                        P      Ket.tempat
Contoh soal:
ž  . a. Ibu menulis surat.
ž   b. Surat itu dikirimkannya kepada nenek.
ž  Penggabungan kedua kalimat tunggal   tersebut menjadi kalimat majemuk         setara yang tepat adalah….                Jawaban: Ibu menulis surat, kemudian surat itu                 dikirimkan kepada nenek.
ž  .   a. Badannya besar.
ž     b. Ia tidak suka berolahraga.
ž     c. Wajarlah kalau ia sering sakit.
ž                  Penggabungan ketiga kalimat tersebut menjadi kalimat majemuk bertingkat yang tepat adalah….                 Jawaban:             Karena badannya besar, ia tidak suka berolahraga, maka wajarlah kalau ia sering sakit.
ž  .  a. Ayah merasa yakin.
ž     b. Rita akan memenangkan    perlombaan.
ž      c. Rita menjadi juara pertama.
ž      Kalimat majemuk campuran hasil penggabungan ketiga kalimat tersebut adalah….
        Jawaban:Ayah merasa yakin bahwa Rita akan memenangkan perlombaan, bahkan menjadi    
       juara pertama.